Pada hari sabtu tanggal 14 Desember 2013, mahasiswa Prgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta(PGSD-UPY) angkatan tahun 2012 melakukan kunjungan ke laboratorium Geospasial Pesisir di Parangtritis Yogyakarta. Kegiatan ini sebagai salah satu rangkaian perkuliahan mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial 1 di PGSD UPY yang bersifat outdoor.
Kegiatan ini selain memberikan pengetahuan tentang geospasial pesisir pantai parangtritis juga memberi keleluasaan mahasiswa untuk melihat dan mendatangi secara langsung gumuk pasir yang terbentuk diwilayah pesisir pantai parangtritis. Kegiatan yang diikuti kurang lebih 200 orang mahasiswa ini
dilaksanakan dibawah bimbingan Ibu Dhiniaty Gularso, S.Si., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah IPS 1. Kegiatan yang diikuti lima kelas ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan yang berarti dan dapat membekas dibandingkan dengan hanya teri di kelas.
Setelah acara selesai mahasiswa diberi kebebasan untuk menikmati indahnya
pantai Parangtritis dan suguhan kuliner di pantai Depok, tentu saja dengan
mengeluarkan sedikit tambahan anggaran. Berikut saya paparkan urutan kegiatan
di Labroratorium Geospasial Pesisir Parangtritis beserta materi yang ada di
dalamnya sebatas memori saya.
A.
Menyimak
Presentasi
Setelah beberapa saat
kami sampai di lab, kami diinstruksikan untuk masuk ke dalam ruagan yang
berbentuk seperti kerucut dan didalamnya kami mendengarkan presentasi dari
instrktur atau guide dari laboratrium. Disana dijelaskan tentang seluk beluk
dibangunnya Labratorium tersebut.
1.
Sejarah dan
Latar Belakang
Sumberdaya pesisir dan laut menyediaan sumbangan yang sangat penting bagi
perekonomian Indonesia dan juga bagi kepentingan global dan nasional karena
keanekaragaman yang sangat tinggi. Tetapi, pengelolaan wilayah ini sampai saat
ini belum cukup memenuhi tujuan dari perlindungan dan pemanfaatan yang
berkelanjutan dari sumberdaya pesisir dan laut tersebut. Pada masa lalu,
eksploitasi dan pemanfaatan sumberdaya alam telah mengakibatkan kerusakan lingkungan
yang luas. Hal ini disebabkan antara lain : (1) Tidak ada/lemahnya pendekatan
terpadu dalam perencanaan dan pengelolaan kawasan pesisir, (2)
tidak/ada/lemahnya informasi dan data sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan
pengelolaan, (3) kurangnya transparansi dalam pengalokasian pemanfaatan
sumberdaya dan (4) kurangnya keterlibatan masyarakat lokal dan pemerintah
daerah dalam pengelolaan sumberdaya alam.
Karena itu pada tanggal 25 Agustus 2001 BAKOSURTANAL dengan UGM
menandatangani Piagam Kerjasama dalam hal Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Survei dan Pemetaan dan Penanganan
Informasi Teknologi. Dalam perkembangannya diadakanlah kerjasama antara
BAKOSURTANAL, UGM dan Pemda DIY untuk mendirikan Laboratorium Pengelolaan
Sumberdaya Ekosistem Pesisir (Geospasial) dengan kesepakatan sebagai berikut :
·
Penyediaan
Lahan Oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Lahan untuk Bangunan 2 Ha dan
Lab.Alam Gumuk/Gundukan Pasir 10 Ha) yang berlokasi di kawasan wisata Pantai
Parangtritis
·
Sarana dan
Prasarana Jalan, Listrik dan Lingkungan Oleh Pemerintah Kabupaten Bantul
·
Pembangunan
Fisik Bangunan akan dilaksanakan oleh BAKOSURTANAL & Peralatan
Riset serta sarana kerja/kantor diadakan dari anggaran BAKOSURTANA
2.
Tujuan
Pembangunan
a. Penelitian dan Aplikasi Teknologi Geospasial untuk menunjang kajian potensi Sumberdaya Alam wilayah pesisir dan laut bagi kesejahteraan masyarakat
b. Mengembangkan inovasi riset aplikatif, pendidikan, dan sosialisasi hasil-hasil temuan penelitian
potensi sumberdaya alam pesisir dan laut
c. Mengembangkan manfaat kekayaan sumberdaya pesisir dan laut bagi
kesejahteraan masyarakat
3.
Kegiatan
Laboratorium
- Pembangunan fasilitas Gedung A, B, C selesai Desember 2005
- Penyusunan Tipologi pantai Indonesia (Kerjasama BAKOSURTANAL dengan
Fakultas Geografi UGM)
- Pemasangan Stasiun Pasang-Surut di Pantai Sadeng
- Pemasangan Solar Sell oleh BPPT di Laboratorium Parangtritis &
Pemasangan Kincir angin untuk listrik serta Perekaman data klimatologi
(kecepatan dan arah angin, temperatur, humiditi dan intensitas penyinaran
matahari
- Ekspedisi Geografi di Pantai Selatan Jawa dan Pulau Terselatan Indonesia
(Rote) bulan Agustus 2005 bersamaan dengan agenda Ristek.
4. Inovasi Teknologi Surta (Survei dan Pemetaan) & Ekspedisi
a. Model prediksi pola sebaran fishing ground di perairan Selatan Jawa
berbasiskan data inderaja multi waktu
b. Model Penataan Ruang Kawasan Pesisir dan Konservasi Gumuk pasir
Parangtritis dengan berbasiskan kelestarian SDA menggunakan Teknologi Inderaja
serta SIG
c. Kajian Pemetaan Sebaran Potensi Pengembangan Marine Aqua Culture dan index
kerentanan terhadap bencana di wilayah pesisir Selatan Jawa berbasiskan citra
inderaja multi sensor
d. Pemetaan sebaran Suspended Sedimen & Zone Abrasi dan Deposisi Sedimen
di Wilayah Pesisir Selatan Jawa berbasiskan citra inderaja multi sensor
terhadap perubahan garis pantai
e. Kajian Pemetaan Pasang surut dan Sebaran Zonasi Arus Sejajar Pantai,
serta deteksi lokasi dan pola terbentuknya rip current di wilayah
pesisir Selatan Jawa berbasiskan citra inderaja multi sensor
Pada sesi ini juga
diputarkan video tentang prses terbentuknya gumuk pasir dan kondisi gegrafis
dari masa ke masa wilayah sekitar pantai Parangtritis melalui foto udara dan
citra satelit. Citra satelit yang digunakan sama dengan yang digunakan oleh
BMKG dalam memantau cuaca.
B.
Melihat
Berbagai Material Pasir dan Batu
Setelah
mengetahui seluk beluk tentang pembangunan labratorium dan proses terbentuknya
gumuk pasir, kami dipersilakan untuk mengamati koleksi laboratorium yang berupa
berbagai macam material vulkanik atau bumi yang berupa pasir dan batu-batuan.
Foto-foto tentang terbentuknya gumuk pasir pun dipajang disana sampai tsunami
acehpun ikut meramaikan dindingnya. Ruangan berbentuk kerucut ini dilambangkan
sebagai gunung merapi yang mengeluarkan material-material pembentuk gumuk
pasir, sedangkan lorong dilambangkan sebagai sungai progo dan opak yang
menghubungkan kedua bangunan, selanjutnya mengalir ke bangunan selanjutnya yang
melambangkan pesisir atau laut
C.
Menelusuri
Lorong
Di
dinding lorong yang melambangkan sungai ini terdapat tulisan dan foto yang
menunjukkan proses terbetuknya gumuk pasir. Menurut instruktur, gumuk pasir
merupakan gurun kecil yang lazimnya berada didaerah beriklim kering. Proses
terbentuknya gumuk pasir adalah:
1. Letusan
gunung Merapi yang mengeluarkan material vulkanik dan dibawa oleh sungai-sungai
yang bermuara di sungai Opak dan Sungai Progo.
2. Sesampainya
di muara, material dihantam ombak menjadi hancur berukuran kecil-kecil dan
dihantam terus menerus sehingga terbentuk pasir yang berukuran keci yang dapat
diterbangkan angin berkecepatan 2mph.
3. Material
yang sudah dihancurkan oleh ombak secara terus menerus mengendap dan terbawa ke
tepi pantai kemudian mengering dan tertiup angin.
4. Tumpukan
pasir yang terbawa angin menimbulkan gundukan-gundukan yang selanjutnya disebut
gumuk pasir. Gumuk pasir berbentuk menurut arah angin, apabila angin bertiup
dari tenggara maka gumuk akan menghadap tenggara pula.
Bentuk-bentuk
Gumuk Pasir:
1.
Gumuk pasir tipe memanjang, terbentuk
karena perubahan arah angin dan membentuk celah diantaranya.
2.
Gumuk pasir tipe melintang, dengan
syarat terbentuk memiliki stok pasir yang banyak dan daerah tanpa penghalang
sesuai arah angin.
3.
Gumuk pasir tipe parabolik yang muncul
karena adanya penghalang, kemiringan lereng menghadap arah angin lebih curam.
4.
Gumuk pasir tipe Barchan atau bulan
sabit, terbentuk karena tidak ada penghalang, besarnya lereng daerah yang
menghadap angin lebih landai dibanding kemiringan yang membelakangi angin.
Syarat terbentuknya gumuk pasir:
1. Pantai
landai
2. Tersedia
pasir sebagai pemasok material
3. Gelmbang
mampu menghembus pasir
4. Arus
sepanjang pantai kuat, perbedaan pasang surut menonjol
5. Ada
perbedaan tegas antara musim kemarau dan penghujan
D.
Melihat
Alat Plotter Peta
Dalam
laboratorium terdapat berbagai macam alat yang digunakan untuk membuat peta
seperti plotter dan teropong serta penghitung kecepatan angin. Kita dapat
mencoba secara langsung di lokasi jika kita mau. Meskipun tidak dijelaskan oleh
pemandu namun para mahasiswa terlihat antusias mengamati dan terkadang mencoba
peralatan tersebut.
E.
Melihat
Perpustakaan
Sebelumnya saya tidak
menyangka kalau ternyata laboratorium ini memiliki koleksi buku yang cukup banyak
mulai dari buku tentang budaya sampai tentang wisata dan pastinya buku-buku
yang berhubungan dengan geografi. Saya tidak sempat membaca secara rinci
buku-buku tersebut akan tetapi secara sekilas sepertinya sangat menarik. Sayang
sekali buku-buku tersebut kurang mendapat perhatian dan tidak dikelola dengan
baik.
F.
Foto
Bersama
Setelah mengamati
berbagai macam sajian dari lab, sembari menunggu kelas selanjutnya selesai
meaksanakan rangkaian pengamatan, kami menyempatkan diri untuk foto bersama
baik teman sekelas, seangkatan, dan dengan Ibu Dosen tentunya.
G.
Mengunjungi
Gumuk Pasir
Setelah menunggu beberapa saat sambil mengisi presensi akhirnya semua
mahasiswa sudah selesai berkeliling. Dengan dipandu dua orang pemandu, kami
diantarkan ke gumuk pasir yang letaknya tidak begitu jauh dari laboratorium
meskipun harus naik sepeda motor. Ternyata gumuk pasir memang menyerupai gurun
yaitu hamparan pasir yang luas. Para mahasiswa langsung turun dan berfoto di
gumuk bersama-sama. Setelah puas, kami membubarkan diri dan menuju tempat
tujuan berikutnya yaitu pantai untuk menikmati kuliner khas pantai, yaitu ikan
laut dan menikmati indahnya pantai karunia Tuhan Yang Maha Esa.
Demikian petualangan kami
dihari itu. Memang sederhana tapi banyak yang dapat diambil dari sini. Saya
jadi banyak tahu tentang gumuk pasir dan dapat lebih menghayati karunia dan
mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT. Kita sebagai warga negara Indonesia
hendaknya tahu tentang potensi alam yang kita miliki. Kita patut bangga
mempunyai gumuk pasir pantai parangtritis yang luar biasa ini karena merupakan
yang terbesar di Asia Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar